Festival Musik Besar vs. Isu Lingkungan: Dapatkah Hiburan Massal Menjadi Lebih Sustainable?
Euforia festival musik skala besar sering kali berakhir dengan pemandangan pilu: gunungan sampah yang ditinggalkan penonton. Gambar-gambar ini viral dan memicu kritik pedas tentang kesadaran lingkungan dan tanggung jawab penyelenggara.
Festival memang memiliki jejak ekologis yang besar: sampah plastik sekali pakai, konsumsi energi listrik raksasa, limbah air, dan emisi karbon dari transportasi puluhan ribu penonton. Namun, tren "green festival" mulai bermunculan. Beberapa penyelenggara mulai menerapkan sistem: tiket digital, denda bagi yang buang sampah sembarangan, penyewaan gelas yang bisa dikembalikan (cup deposit), pengurangan plastik sekali pakai di tenant makanan, dan kerja sama dengan bank sampah.
Peran artis juga penting. Beberapa musisi internasional kini memasukkan klausul ramah lingkungan dalam kontrak tur mereka. Di level penonton, budaya "pack it in, pack it out" (bawa masuk barangmu, bawa keluar sampahmu) perlu dikampanyekan.
Dengan kolaborasi antara penyelenggara, artis, penonton, dan pemerintah daerah, festival musik tidak hanya bisa menjadi hiburan, tetapi juga contoh nyata bagaimana acara massal dapat dihelat dengan prinsip keberlanjutan.




